Pelajaran dari Buya Hamka tentang Ucapan Natal


Pelajaran dari Buya Hamka:

Putra mantan ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Buya Hamka, Irfan Hamka menceritakan tentang ayahnya.

Dia mengisahkan, ayahnya dulu juga pernah mengucapkan selamat Natal bagi penganut Kristen. Dulu saat tinggal di Kebayoran Baru, ungkap dia, ada dua orang tetangga yang merupakan Kristiani. Nama kedua orang itu adalah Ong Liong Sikh dan Reneker.

Saat ayahnya merayakan Idul Fitri, keduanya memberikan ucapan selamat kepada Buya. Begitu pun sebaliknya Buya juga mengucapkan selamat kepada kedua tetangganya tersebut. “Selamat, telah merayakan Natal kalian,” kata Irfan saat menirukan ucapan ayahnya kepada ROL, Selasa (23/12/2014).

Ulama penulis novel Tenggelamnya Kapal van der Wijck tersebut mengegaskan, dalam kata 'Natal kalian' untuk membatasi akidah. Pasalnya, dalam Alquran dijelaskan 'Bagimu Agamamu, Bagiku Agamaku'. Bahkan, lanjut Irfan, Buya juga pernah meminta istrinya untuk memberikan rendang kepada tetangganya. Tapi, rendang tersebut diberikan bukan saat malam Natal, melainkan tahun baru masehi.

Irfan menegaskan tidak masalah mengucapkan selamat merayakan Natal, asalkan disertakan kata kalian atau bagi kaum Kristiani. Sebab, kata tersebut yang membedakan antara aqidah masing-masing agama. Dia juga meminta umat Islam untuk tidak mengucapkan selamat kepada umat Kristen sebelum umat tersebut merayakan ibadahnya. Karena, menurut Irfan, kata selamat diucapkan setelah peristiwa itu terjadi.

Kesimpulan:
Hamka ucapakan "Selamat telah merayakan Natal kalian" setelah hari raya itu, bukan sebelumnya. Untuk menghindari subhat keharaman dan menjaga hubungan kemanusiaan dengan tetangga non muslim. Suatu langkah yang cerdas.

(Ustadz Fahmi Salim)


0 Response to "Pelajaran dari Buya Hamka tentang Ucapan Natal"

Post a Comment