Inilah 10 Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua


Alhamdulilah, sampai saat ini kita masih diberi kesehatan oleh Allah SWT sehingga kita dapat menggunakannya untuk memenuhi kewajiban kita. Salah satu kewajiban kita adalah berbakti kepada orang tua.

Berbakti kepada orang tua adalah sebagai wujud rasa terima kasih kita kepada orang tua yang sudah merawat kita. Seakan tiada terbalaskan kebaikan orang tua kepada kita. Maka, berbakti kepada orang tua merupakan kewajiban kita sampai kapan pun.

Berikut ini adalah sepuluh keutamaan jika kita berbakti kepada orang tua :

Amal yang Paling Utama
Dari Abdullah bin Mas’ud radhiyallahu ‘anhu ia berkata

سَأَلْتُ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – أَىُّ الْعَمَلِ أَحَبُّ إِلَى اللَّهِ قَالَ الصَّلاَةُ عَلَى وَقْتِهَا . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ ثُمَّ بِرُّ الْوَالِدَيْنِ . قَالَ ثُمَّ أَىُّ قَالَ الْجِهَادُ فِى سَبِيلِ اللَّهِ
Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, “Amalan apa yang paling dicintai Allah?” Beliau menjawab, “Shalat pada waktunya.” Aku melanjutkan, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berbakti kepada kedua orang tua.” Lalu aku bertanya lagi, “Kemudian apa?” Beliau menjawab, “Berjihad di jalan Allah.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Dalam hadist pun jelas disebutkan bahwa amalan yang paling utama salah satunya adalah berbakti kepada kedua orang tua. Baca : Adab anak kepada orang tua secara islami

Bernilai Jihad
Dari Abdullah bin Ash ia berkata

جَاءَ رَجُلٌ إِلَى النَّبِىِّ – صلى الله عليه وسلم – فَاسْتَأْذَنَهُ فِى الْجِهَادِ فَقَالَ أَحَىٌّ وَالِدَاكَ . قَالَ نَعَمْ . قَالَ فَفِيهِمَا فَجَاهِدْ
Seorang laki-laki datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu meminta kepada beliau untuk berjihad. Maka beliau bersabda, “Apakah kedua orang tuamu masih hidup?” ia menjawab, “Ya.” Beliau pun bersabda, “Maka bersungguh-sungguhlah dalam berbakti kepada keduanya.” (HR. Al Bukhari dan Muslim).

Berbakti kepada orang tua dapat bernilai jihad, maka berbaktilah kepada orang tuamu dengan sungguh-sungguh.

Berpahala Hijrah

أَقْبَلَ رَجُلٌ إِلَى نَبِىِّ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ أُبَايِعُكَ عَلَى الْهِجْرَةِ وَالْجِهَادِ أَبْتَغِى الأَجْرَ مِنَ اللَّهِ. قَالَ فَهَلْ مِنْ وَالِدَيْكَ أَحَدٌ حَىٌّ. قَالَ نَعَمْ بَلْ كِلاَهُمَا. قَالَ فَتَبْتَغِى الأَجْرَ مِنَ اللَّهِ. قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَارْجِعْ إِلَى وَالِدَيْكَ فَأَحْسِنْ صُحْبَتَهُمَا
Seorang laki-laki datang kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata “Saya berbai’at kepadamu untuk berhijrah dan berjihad, aku mengharapkan pahala dari Allah.” Beliau bertanya, “Apakah salah satu orang tuamu masih hidup?” Ia menjawab, “Ya, bahkan keduanya masih hidup.” Rasulullah bertanya lagi, “Maka apakah kamu masih akan mencari pahala dari Allah?” Ia menjawab, “Ya.” Maka beliau pun bersabda, “Pulanglah kepada kedua orang tuamu lalu berbuat baiklah dalam mempergauli mereka.” (HR. Muslim).

Dari hadist tersebut dapat kita ambil arti bahwa lebih baik kita tinggal bersama orang tua atau dekat dengan orang tua agar kita dapat selalu menjenguk mereka sebagai wujud bakti kita terhadap mereka.
Ilustrasi hijrah / pojokpakdani.blogspot.com


Surga dibawah Telapak Kaki Ibu
Surga dibawah telapak kaki ibu / twitter.com
Ungakapan surga dibawah telapak kaki ibu bukan hanya sebuah ungkapan kosong belaka, namun hal ini memiliki arti. Arti yang sangat penting, bahwa kita harus berbakti kepada orang tua, terutama kepada ibu. Karena ridha ibu adalah ridha Allah SWT dan murka ibu adalah murka Allah SWT.


أَنَّ جَاهِمَةَ جَاءَ إِلَى النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ أَرَدْتُ أَنْ أَغْزُوَ وَقَدْ جِئْتُ أَسْتَشِيرُكَ فَقَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ قَالَ نَعَمْ قَالَ فَالْزَمْهَا فَإِنَّ الْجَنَّةَ تَحْتَ رِجْلَيْهَا
Jahimah pernah datang kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam lalu berkata, “Ya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, aku ingin berperang dan sungguh aku datang untuk meminta pendapatmu.” Beliau bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu?”Ia menjawab, “Ya.” Maka beliau pun bersabda, “Tetaplah bersamanya karena sesungguhnya surga ada di kakinya.” (HR. Ibnu Majah dan An Nasa’i)

Panjang Umur, Lancar Rezeki
مَنْ سَرَّهُ أَنْ يُمَدَّ لَهُ فِى عُمْرِهِ وَيُزَادَ لَهُ فِى رِزْقِهِ فَلْيَبَرَّ وَالِدَيْهِ وَلْيَصِلْ رَحِمَهُ
“Siapa yang ingin dipanjangkan umurnya dan ditambah rezekinya, maka hendaklah ia berbakti kepada kedua orang tuanya dan menyambung silaturahim” (HR. Ahmad).
Tidak hanya silaturahmi, berbakti kepada orang tua membawa kelancaran rezeki dan memanjangkan usia. Baca : Ini fakto-faktor penyebab terhalangnya rezeki

Memperoleh Ampunan Allah SWTBarangsiapa berbakti kepada orang tua, maka ampunan Allah SWT akan datang dengan mudah kepadanya.
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
“Siapa yang mendapati salah satu dari kedua orang tuanya kemudian ia tidak diampuni, maka Allah telah menjauhkannya (dari rahmat)” (HR. Ahmad).

Taat Kepada Orang Tua Merupakan Bentuk Ketaatan Kepada Allah SWT
طَاعَةُ اللَّهِ طَاعَةُ الْوَالِدِ، وَمَعْصِيَةُ اللَّهِ مَعْصِيَةُ الْوَالِدِ
“Taat kepada Allah (salah satu bentuknya) adalah taat kepada orang tua. Durhaka terhadap Allah (salah satu bentuknya) adalah durhaka kepada orang tua” (HR. Thabrani).

Orang tua adalah sumber pahala kita. Berbaktilah pada orang tua, dan Allah SWT akan memberikan keselamatan dunia akhirat baginya.
Taat pada orang tua / onislam.net


Ridha Allah SWT adalah Ridha Orang TuaTaatilah apa kata orang tua, karena ridha Allah SWT adalah ridha orag tua, seperti sabda Rasulullah SAW :
رِضَا الرَّبِّ فِى رِضَا الْوَالِدِ وَسَخَطُ الرَّبِّ فِى سَخَطِ الْوَالِدِ
“Keridhaan Tuhan ada pada keridhaan orang tua dan kemurkaan Tuhan ada pada kemurkaan orang tua” (HR. Tirmidzi).

Bentuk Taubat Kepada AllahDengan berbati kepada orang tua, dapat menjadi perwujudan taubat kita kepada Allah SWT.
Bertaubat / productivemuslim.com
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu ia berkata

أَتَى النَّبِىَّ -صلى الله عليه وسلم- فَقَالَ يَا رَسُولَ اللَّهِ إِنِّى أَصَبْتُ ذَنْبًا عَظِيمًا فَهَلْ لِى مِنْ تَوْبَةٍ قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ أُمٍّ. قَالَ لاَ. قَالَ هَلْ لَكَ مِنْ خَالَةٍ. قَالَ نَعَمْ. قَالَ فَبِرَّهَا
Seorang laki-laki datang menghadap Nabi lalu berkata, “Sesungguhnya aku telah melakukan satu dosa yang sangat besar. Apakah aku bisa bertaubat?” Beliau balik bertanya, “Apakah engkau masih memiliki ibu?” ia menjawab, “Tidak.” Beliau bertanya lagi, “Apakah engkau masih memiliki bibi (saudari ibu)?”ia menjawab, “Ya.” Maka beliau bersabda, “Maka berbaktilah kepadanya.” (HR. Tirmidzi).

Merupakan Pintu Masuk Surga

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْوَالِدُ أَوْسَطُ أَبْوَابِ الْجَنَّةِ فَإِنْ شِئْتَ فَأَضِعْ ذَلِكَ الْبَابَ أَوِ احْفَظْهُ
“Orang tua adalah paling pertengahan dari pintu-pintu surga. Jika kamu mau, sia-siakanlah pintu itu (kau tidak mendapat surga) atau jagalah ia (untuk mendapatkan pintu surga itu).” (HR. Tirmidzi dan Ibnu Majah).

Demikianlah keutamaan kita jika berbakti kepada orang tua. Hormatilah orang tua, jagalah orang tua, sebagai perwujudan baktimu kepada mereka.

0 Response to "Inilah 10 Keutamaan Berbakti Kepada Orang Tua"

Post a Comment