Cerita 'Seram' di balik Makanan Cepat Saji


Makanan cepat saji atau yang akrab disapafast food adalah makanan yang digandrungi dari anak-anak hingga orang dewasa. Jenis makanan yang satu ini merupakan bagian dari gaya hidup masyarakat moderen. 

Memiliki tampilan yang menarik dan rasanya yang lezat, membuat banyak orang tertarik untuk menikmatinya. Hal itu membuat banyak produsen-produsen makanan cepat saji bermunculan.

Sebut saja di Indonesia, sudah puluhan bahkan ratusan perusahaan penjual makan fast food.

Sejumlah fast food yang populer adalah hamburger, fried chicken, double chees buritos, nugget, minuman bersoda.

Namun, tahukah anda penyakit yang mengintai dari setiap makan cepat saji yang anda konsumsi?

Makanan cepat saji memiliki kadar kalori yang cukup besar. Bila dikonsumsi lebih dari sekali dalam sehari maka kalori yang masuk ke dalam tubuh bisa melebihi batas normal atau melebihi 2000 kkal per hari.

Kalori yang tinggi itu berasal dari lemak, kolestrol, natrium, dan gula.

Menurut dr Fiastuti Wicaksono Sp GK, makanan cepat saji dimasak menggunakan suhu tinggi sehingga meluluhkan zat-zat gizi penting, seperti vitamin dan mineral.

Akibatnya tubuh tak menerima asupan zat-zat gizi penting.

Selain itu, makanan cepat saji mengandung sedikit serat, padahal serat sangat dibutuhkan tubuh manusia.

Lalu apa akibatnya jika mengkonsumsi makanan cepat saji yang mengandung lemak, kolestrol, natrium, dan gula yang tinggi dan serat yang rendah?

Pertama, kandungan gula dan garam dalam makanan cepat saji, dapat menyebabkan kegemukan atau obesitas. Sementara minyak goreng dan bahan pengawet lainnya yang digunakan dalam pembuatan makanan cepat saji membuat tubuh sulit mengurai lemak yang masuk, belum lagi jumlah kalori yang tergolong banyak di dalam makanan cepat saji. 

Obesitas atau kelebihan berat badan dapat menyebabkan tibulnya penyakit seperti diabetes melitus, penyakit jantung, dan penyumbatan pembuluh darah.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Korea, bahwa 50,4 % pelajar yang mengkonsumsi makanan cepat saji 3 hingga 4 kali seminggu menyebabkan obesitas.

Kedua, fast food dapat menyebabkan kerusakan hati. Bahayamakanan cepat saji yang satu ini tak banyak diketahui oleh masyarakat awam.

Lemak trans yang digunakan dalam proses penggorenganmakanan cepat saji membuat waktu penguraian makanan di dalam saluran penceranaan semakin lama.

Tentu saja hal itu berbaya untuk kesehatan. Sebab lemak trans dan bahan pengawet lain yang masuk ke dalam tubuh akan menyebabkan hati bekerja lebih ekstra untuk membersihkan racun atau zat yang tidak berguna bagi tubuh. Apabila hal itu berlangsung cukup lama maka dapat menyebabkan kerusakan pada hati.

Ketiga, fast food dapat menyebabkan penyakit kardiovaskular.

Kardiovaskular adalah penyakit yang berhubungan dengan jantung dan pembuluh darah. Penyakit ini menjadi penyakit pembunuh pertama di dunia.

Mengkonsumsi makanan yang mengandung kolestrol tinggi dan natrium dapat memicu penyumbatan kardiovaskular.

Kandungan sodium yang tinggi yang terdapat di makanan cepat saji seperti kentang goreng, minuman bersoda, atau daging olahan bisa membuat tekanan darah meningkat.

Di damping itu konsumsi sodium dalam jumlah berlebihan dapat menyumbat arteri.

Kedua hal itu menyebabkan kerja jantung melemah yang selanjutnya bisa mengakibatkan anda sulit untuk berolahraga untuk menjaga kesehatan tubuh.

Keempat, makanan cepat saji dapat menyebabkan penyakit diabetes melitus. Makanan cepat saji yang mengadung kalori, lemak jenuh dan glukosa yang tinggi ini menyebakan terjadinya resistensi terhadap insulin.

Resistensi insulin ini adalah kondisi ketika sel-sel dalam tubuh tidak dapat memberikan respon insulin yang kemudian berujung pada gagalnya penyerapan gula atau glukosa di dalam tubuh.

Kegagalan dalam penyerapan glukosa ini menyebabkan menumpuknya gula pada aliran darah, yang pada akhirnya menyebabkan seseorang terkena diabetes.

Kelima, fast food dapat meningkatkan potensi terkena kanker.

Fast food banyak mengandung penyedap dan lemak-lemak jahat yang tidak baik ketika diserap oleh tubuh. Kandungan-kandungan ini meningkatkan potensi terkena kanker setiap kali menyantap satu porsi makanan cepat saji.

Sejumlah penyakit kanker yang muncul akibat makanan cepat saji seperti kanker usus besar dan kanker payudara.

Seperti dikutip dari situs Health Days News di Amerika Serikat, diketahui bahwa tahun ini sudah 57.000 orang meninggal dunia akibat kanker usus besar.

Dan mayoritas (97 %) penderitnnya adalah mereka yang berusia di atas 40 tahun, dimana diduga diakibatkan oleh asupanmakanan yang rendah serat seperti yang ada dalam makanancepat saji.

Keenam, makanan cepat saji dapat menyebabkan terganggungunya sistem pencernaan, dikarenakan rendahnya serat yang terkandung di dalam makanan cepat saji. Serat adalah satu zat yang dapat melancarkan sistem pencernaan kita.

Kurangnya serat akan menyebabkan ketidaknormalan pada sistem pencernaan kita yang pada akhirnya memicu terjadinya sulit buang air besar, dan sembelit.

Dan terahir, mengkonsumsi makanan cepat saji dapat menyebabkan tubuh kekurangan banyak nutrisi. Beberapa nutrisi yang terkandung dalam makanan cepat saji terbilang cukup rendah bahkan tidak ada.

Tidak menyangka bukan? Di balik kelezatan fast food ternyata terdapat ancaman terhadap kesehatan.

Oleh sebab itu, mari kita kurangi konsumsi fast food dan menggantinya dengan makanan yang bergizi dan menyehatkan, sesuai dengan pedoman gizi seimbang.

0 Response to "Cerita 'Seram' di balik Makanan Cepat Saji"

Post a Comment